Ironi Malam Tadi

Ironi Malam Tadi
oleh: Rafely

Pencarian makna kehidupan atau mungkin pelajaran hidup sudah dilakukan berjuta juta tahun lamanya. Bahkan dari zaman anak nabi adam, Qabil dan Habil. Perisitiwa paling bersejarah dalam umat manusia itu ternyata memiliki hal yang menarik. Setelah membunuh Habil, Qabil tidak tahu harus berbuat apa. Ia meninggalkan jenazah saudaranya begitu saja. Namun, Allah menurunkan gagak yang menyeret nyeret gagak lain lalu menguburnya. Qabil lalu belajar dari hal tersebut dan lalu menguburkan saudaranya. 

Intinya apa toh? Proses belajar tidak berhenti saat kita keluar dari kelas saja. Banyak hal yang bisa kita pelajari. Dari hewan, atau hal lain.

Dari hewan dulu nih. Kita sebetulnya bisa belajar dari hewan. Hewan yang notabenenya tidak memiliki perasaan pun bisa kita tiru. Contohnya banyak sekali. Kita ambil contoh semut yang berbondong bondong bekerja sama dalam satu tujuan yakni mengumpulkan makanan untuk sang Ratu. Bukanlah kerja rodi yang perlu kita ambil dari hal tersebut melainkan kerja sama. Regu semut pencari makanan mengirim sinyal berupa aroma feromon yang bisa di tangkap oleh semut semut lain. Makanya mereka berjalan bolak balik di jalur yang sama. Atau mungkin kita bisa ambil contoh tikus tikus got yang saling berbagi makanan. Ya mungkin hewan hewan tersebut tidak murni "baik", toh karena mereka hewan ya ini pasti dampak besarnya kepada yang memberi atau koloninya sendiri. Namun, perlu di garis bawahi bahwa, kita harus belajar dari hewan tentang hidup terutama hewan yang di atas.

Dari hal lain mungkin dari pengalaman pribadi. Baru saja kemarin ada peristiwa yang membuat hati saya bergetar hebat. Saat saya membeli trashbag, ada hal unik disana. Pedagang tersebut mengantongi trashbag itu dengan kantong kresek kecil. Padahal, trashbag kan kalo kasarnya mah ras kantong kresek besar gitu. Tapi ini dimasukan dalam kresek kecil. Ironis aja gitu. Kok bisa ya. Kok gak kepikiran. Mungkin kalo dalam kehidupan mah seperti orang yang memiliki gelar sederet yang sedang dinaungi oleh orang tamatan SD. Apapun status dan gelar orang, jika dalam kondisi tertentu pasti orang yang bergelar dan berstatus itu tidak dapat berbuat apa apa tanpa orang yang tamat SD atau mungkin tidak lulus SD sama sekali. Ya intinya kita perlu bijak dalam memandang orang. Tidak perlu lah kita melihat orang dibawah kita. Tidak perlu juga kita meninggikan diri. Karena saya yakin orang yang meninggikan diri itu jatuhnya lebih sakit daripada yang merendah. Toh kita sama sama manusia, iya kan? yang beda hanyalah nasib dan takdir. Kenapa dipermasalahkan toh? Kalo mau negara maju, ya rukunkan warga nya. Kalo sudah rukun kan bisa kerja bareng. Entar, program pemerintah bisa berjalan mulus. Alhasil, Indonesia bisa lebih maju dan berkembang.

Segitu dulu lah hari ini. Belum tidur.
Tetap positif dan always wait for your prestigious call!

Comments

Popular posts from this blog

Nada

The Apex of Identity

SPOOF : What The?